News Breaking News
Live
wb_sunny

Breaking News

Tim Kekayaan Intelektual Kemenkumham Jabar Lakukan Pemantauaan Merek dan Cipta di Pangandaran

Tim Kekayaan Intelektual Kemenkumham Jabar Lakukan Pemantauaan Merek dan Cipta di Pangandaran

BANDUNG - Wartapasundan.id

Pemantauan dan Pengawasan dilaksanakan karena penggunaan merek secara tanpa hak seringkali dilakukan pelaku usaha terkait dengan fungsi merek sebagai identitas suatu produk atau jasa yang telah mempunyai reputasi serta fungsi merek sebagai jaminan terhadap kualitas barang yang didalamnya melekat keuntungan ekonomis, terutama merek terkenal. Merek terkenal sering menjadi objek pelanggaran karena terkait dengan reputasi yang dimiliki oleh merek terkenal tersebut.
 
Tim Subbidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengawasan Kekayaan Intelektual di Kabupaten Pangandaran, Rabu (08/06/2022). Kegiatan yang direncanakan dilaksanakan selama 2 hari ini difokuskan kepada UMKM dan Industri Besar yang ada di sekitar Kab. Pangandaran.
Dipimpin oleh Kepala Subbidang Pelayanan Kekayaan Intelektual, Dona Prawisuda, tim berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan menengah perdagangan dan perindustrian Kabupaten Pangandaran. Kedatangan tim disambut oleh Kepala Dinas yang diwakili oleh salah satu pegawainya, Wini. Kegiatan ini melibatkan dua binaan UMKM Kab. Pangandaran yakni Ecoprint Batik Dahon dan Batik Kodja. Kedua UMKM tersebut merupakan sebagian dari 15 binaan UMKM yang berhasil didaftarkan mereknya oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Pedagangan dan Perindustrian Kab. Pangandaran.

Pengawasan pertama Industri Rumahan Batik Dahon, dengan keunikan corak yang memiliki corak unik dan berbeda-beda pada tiap produknya. Proses ecoprint yang menggunakan pewarna alami. Dikenal dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding. Dalam teknik iron blanket, langkah pertama yang dilakukan adalah mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Selain kain produksi, nantinya kain ini juga akan di produksi menjadi bentuk konveksi jadi seperti jilbab, baju, tas dan konveksi lainnya.

Pewarnanya dari bahan baku pewarna pohon dahon (sejenis pohon dari keluarga palem yang biasa tumbuh di tepi sungai daerah pesisir pantai), ada juga sari mangrove dan beberapa bahan alami lainnya. Kainnya berbahan Premisima yang memang khusus dibuat untuk pakaian batik." Timpal Erlin pemilik batik dahon. Menurut Erlin, bahan pewarna sintetis zat kimia dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar dan berbahaya. Tapi dengan menggunakan pewarna dasar dari kulit buah dahon dan kulit buah-buahan lainnya juga kulit kayu dan biji-bijian ternyata bisa menghasilkan warna alami yang tak kalah bagus.

Produksi ecoprint batik kami pun menggunakan bahan alami tersebut, sedangkan motifnya menggunakan berbagai daun baik yang sudah gugur maupun yang masih segar, “terangnya. Berhubung masih berupa Home Industri, Erlin Herlina selaku owner menjual produknya di hotel Arnawa dan secara online.

Selanjutnya tim Subbid KI bergerak ke Batik Kodja, yang sama-sama merupakan batik Home Industry. Namun memiliki konsep dan perbedaan dari batik home industri sebelumnya. Tim disambut oleh Salah, pemilik batik Kodja

Kasubbid Pelayanan KI Dona Prawisuda sempat berbincang dengan Salah mengenai Kekayaan Intelektual. Dona menjelaskan kemudahan mendaftarkan Kekayaan Intelektual, terutama merek dan cipta. “Sekarang segmen UMKM sangatlah dimudahkan untuk pendaftaran Kekayaan Intelektual. Merek dan cipta dapat langsung di daftarkan secara online tanpa harus datang ke kantor kami, apalagi ciri khas batik kodja yang sangat kental dengan kesan pangandarannya” ungkap Dona.

"Kalau misalnya gambar ikan, khas pangandaran, kita harus liat duri duri di atas ikannya ada 20, dan kerangka ikannya harus 15. Ini semua ada filosofinya" terang Salah, selaku owner dari Batik Kodja. Saleh mengaku sering mengikuti kegiatan Workshop terkait Batik, salah satunya di Jakarta Convention Center, Exhibition di Trans Studio Mall Bandung bahkan Inacraft di Bali. (red/foto:Agies)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar